Jam Massa

13 Juni 2010

Piala Dunia 2010 Afrika Selatan

Yunani Kemalingan, Korsel Targetkan 16 Besar
Tiga pemain Yunani kehilangan €2 ribu atau sekira Rp 22,2 juta.
Sabtu, 12 Juni 2010, 11:52 WIB
Zika Zakiya
Park Ji-sung (AP Photo/ Lee Jin-man)

 VIVAnews - Dua nasib berbeda dialami dua negara, Yunani dan Korea Selatan. Kedua negara yang akan bertemu dalam penyisihan Grup B Piala Dunia, Sabtu 12 Juni 2010, bernasib apes dan beruntung.

Apes bagi Yunani karena tiga pemainnya kemalingan saat kamar hotelnya dijebol pria tidak bertanggung jawab. Angelos Charisteas, Sotiris Ninis dan Giorgios Samaras harus kemalingan €2 ribu atau sekira Rp 22,2 juta.

Selain itu juara Eropa 2004 ini juga harus kehilangan Vangelis Moras. Pemain Bologna ini harus menjalani pemulihan pasca cedera. Penggantinya adalah Kostantinos Katsouranis yang biasa berperan sebagai gelandang murni.

Sebaliknya Korsel malah tengah berada di kondisi terbaik. Kapten Park Ji-Sung bahkan menargetkan bisa lolos dari Grup B yang juga diisi Argentina dan Nigeria.

"Kami harap bisa mencapai babak 16 besar untuk pertama kalinya di luar Korea," kata Ji-sung dalam jumpa pers pra pertandingan dikutip dari The Independent, Sabtu 12 Juni 2010.

"Tujuanku di Piala Dunia kali ini adalah babak 16 besar. Saya tidak memikirkan hal selain itu," tegas pemain Manchester United ini.

Di pentas Piala Dunia, Korsel memang lebih bersinar dibanding Yunani. Tim Negeri Ginseng ini sudah delapan kali lolos ke Piala Dunia dengan prestasi terbaik di tahun 2002.
Saat itu Korsel berperan sebagai tuan rumah bersama Jepang. Hasilnya, Korsel menduduki peringkat keempat dari 32 negara peserta.

Bandingkan dengan Yunani yang baru dua kali lolos ke perhelatan akbar sepakbola. Prestasi terbaiknya pun hanya di penyisihan grup Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat dan kebobolan 10 gol.

Namun prestasi ini enggan dijadikan senjata oleh Ji-Sung. Gelandang ini hanya bertekad mengemas tiga poin di laga yang akan berlangsung di Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth.

"Saya tidak berpikir soal masa lalu. Kami harus melihat ke depan dan yang terpenting untuk tim ini adalah menemukan cara menang atas Yunani."

Australia Bernafsu Tumbangkan Jerman
Neill akan memanfaatkan absennya Michael Ballack.
Minggu, 13 Juni 2010, 07:28 WIB
Muhammad Hasits
Miroslav Klose ( kiri ) dan Philipp Lahm (AP Photo/Gero Breloer)
VIVAnews - Australia mengancam. Tim Socceroos rupanya tidak ingin dianggap remeh saat bertemu dengan Jerman dalam laga perdana di Grup D.

Peringatan itu dilontarkan oleh kapten tim Australia Lucas Neill. Menurutnya, walaupun Jerman adalah tim kuat, tapi bukan berarti timnya tak mampu mengalahkan.

"Jika Anda ingin mencapai putaran kedua, perempat final atau berikutnya, Anda harus melewati tim terbaik dunia, dan Jerman adalah tim itu," kata Neill.

Neill mengakui, Jerman memang mempunyai catatan manis dalam sejarah Piala Dunia dibandingan dengan Autralia. Menurutnya, Tim Panzer lebih konsisten saat mengikuti turnamen empat tahunan tersebut.

Namun, dengan absennya gelandang Michael Ballack, Neill akan memanfaatkan absennya pemain yang baru saja 'dibuang' oleh Chelsea tersebut.

Walaupun absen, bagi Philipp Lahm, bek yang menggantikan posisi kapten saat ditinggalkan Ballack mengaku tidak terpengaruh. Menurutnya, torehan dan catatan Jerman dalam ajang Piala Dunia menjadi kuncinya.

"Jerman memiliki nama besar," ujarnya.

Menurut Lahm, yang patut diwaspadai Australia adalah Jerman tidak akan menyerah dalam kompetisi sebesar Piala Dunia untuk mewujudkan ambisinya.

"Kami akan terus merasa lapar akan kemenangan," tegas Lahm. (FIFA)

Aroma Imbang Aljazair Kontra Slovenia
Pertahanan berlapis Aljazair akan membantu mereka meraih hasil seri.
Minggu, 13 Juni 2010, 01:27 WIB
Irvan Beka
Pelatih Slovenia Matjaz Kek (kiri) dan Marko Suler (AP Photo/Darko Bandic)
VIVAnews - Aljazair dan Slovenia yang akan bertemu di Peter Mokaba Stadium tahu betul apa yang harus mereka raih di akhir pertandingan. Mereka harus menang mengingat di partai berikut sudah menanti dua tim terkuat di Grup C, Inggris dan Amerika Serikat.

Bagi Aljazair, partai melawan Slovenia, Minggu, 13 Juni 2010, menjadi babak baru dalam catatan sepakbola mereka. Sejak Meksiko 1986, tim Afrika utara itu tak pernah lagi tampil di putaran final.

Slovenia juga punya catatan buruk. Delapan tahun lalu di Korea-Jepang, mereka kalah tiga kali di penyisihan grup.

Untuk pertandingan ini, Slovenia yang dilatih Matjaz Kek sedikit diunggulkan.Di partai pemanasan melawan Qatar dan Selandia Baru, Slvenia tampil nyaman mengalahkan mereka. Sedangkan Aljazair justru kalah dari Serbia dan Republik Irlandia.

Yang mungkin akan menyulitkan Slovenia mungkin adalah karakter permainan Aljazair yang sangat sabar dengan bermain lebih banyak di daerah pertahanan sendiri. Aljazair dengan dipimpin oleh Madjid Bougherra (Rangers) di lini belakang cenderung malas menyerang.

Slovenia sendiri punya penyerang yang tajam dalam diri Zlatko Dedic (Bochum). Sayang kondisnya kini tidak seratus persen.

Laga ini lebih kuat beraroma imbang. Pertahanan berlapis Aljazair akan membantu mereka meraih hasil seri. Untuk menang bisa dibilang sulit mengingat Les Fennecs yang diasuh Rabah Saadane juga tak bisa dibilang bagus saat menyerang. Ditambah lagi sang kapten Yazid Mansouri juga diragukan bisa tampil.

Park Ji-sung Man of The Match
Taeguk Warriors menjadi negara pertama yang memenangkan pertandingan Piala Dunia 2010.
Sabtu, 12 Juni 2010, 20:57 WIB
Toto Pribadi
Park Ji Sung (Korea Times)
VIVAnews - Kesuksesan Korea Selatan menaklukkan Yunani di laga pembuka Grup B menjadikan Taeguk Warriors menjadi negara pertama yang memenangkan pertandingan Piala Dunia 2010.

Korsel berhasil unggul 2-0 lewat gol Lee Jung-soo di menit ke-7 dan gol tambahan Park Ji-sung di menit 52 pada laga yang digelar di Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth, Sabtu 12 Juni 2010.

Pada pertandingan yang dihadiri 31.513 ribu penonton itu, Korsel memang terlihat unggul dalam akselerasi. Sebaliknya Yunani terlihat kerepotan dengan permainan cepat negri gingseng.

Pada pertandingan ini, Park Ji-sung pantas dinobatkan sebagai Man of the Match. Kepemimpinan gelandang Manchester United ini mampu memberikan pengaruh pada permainan tim besutan Huh Jung-moo.

Tak hanya itu, Park juga berhasil mencetak gol kedua yang semakin membuktikan peran vital gelandang yang piawai menyisir di kedua sisi sayap lawan ini.
Park Ji-sung memulai karir profesionalnya di klub Jepang Kyoto Purple Sanga pada 2000. Berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2002, ia diboyong ke PSV Eindhoven.

Pesonanya akhirnya mampu menyilaukan Sir Alex Ferguson yang langsung memboyongnya pada 2005. Bersama Iblis Merah, gelandang 29 tahun ini telah meraih trofi Liga Inggris hingga Liga Champions. Dialah ikon sepakbola Asia sa

Messi Tertekan Disamakan dengan Maradona
"Dalam hitungan jutaan tahun pun saya tidak akan sebagus dirinya."
Sabtu, 12 Juni 2010, 09:08 WIB
Zika Zakiya
Lionel Messi (kiri) dan Maradona (kanan) (thescottishsun.co.uk)
VIVAnews - Berada di bawah bayang pemain sekelas Diego Maradona mendatangkan tekanan buat Lionel Messi. Pasalnya Maradona pernah menulis sejarah membawa Argentina juara dunia di tahun 1986.
Kini tekanan yang sama dihibahkan publik Argentina ke pundak Messi. Ini membuat Messi kembali menegaskan perbedaan antara dirinya dengan Maradona yang kini jadi pelatih Tim Tango.
"Dalam hitungan jutaan tahun pun saya tidak akan sebagus dirinya."

"Sebuah kebanggan dia menjadi pelatihku dan saya tersanjung kalau publik menyebut namaku dalam kalimat yang sama dengannya. Tapi saya pemain yang berbeda." tegas El Messiah lagi.

Ya, Messi memang pemain yang berbeda dengan Maradona. Bila sang Maestro saat menjadi pemain penuh dengan kontroversi bahkan cenderung emosional, tidak demikian dengan Messi.
Lahir dari kekurangan hormon pertumbuhan, Messi malah tumbuh menjadi pemain disiplin dengan sifat rendah hati dan sederhana.

Maradona bahkan menorehkan 'dosa' yang masih tertulis jelas hingga saat ini. Yaitu membawa Tim Tango juara dunia dengan Gol Tangan Tuhan. Saat itu di perempat final Piala Dunia 1986 melawan Inggris, Maradona menciptakan gol kemenangan lewat sentuhan tangannya.
Wasit yang tidak melihat tetap mensahkan gol tersebut.Tim Tango pun melaju terus hingga ke babak final untuk menghadapi Jerman Barat. Argentina pun membawa pulang gelar juara dunia keduanya dengan Maradona sebagai icon utama.

Kembali ke Messi yang punya peluang sama membawa tim Tango jadi juara dunia. Ujian pertama yang harus dilewatinya di Piala Dunia 2010 adalah melawan Nigeria pada Sabtu 12 Juni 2010.

"Saya akan menulis sejarah dengan kemampuannku sendiri," ujar Messi.

Green: Maafkan Saya, Inggris

Okdwitya Karina Sari - Piala Dunia
Gambar
Getty Images
Rustenburg - Robert Green membuat kesalahan fatal sehingga membuahkan gol bagi tim Amerika Serikat. Kiper Inggris itu merasa sangat menyesal dan meminta maaf kepada seluruh rakyat Inggris.

Inggris hanya meraih satu poin setelah ditahan Amerika Serikat 1-1 di Royal Bafokeng Stadium, Minggu (13/6/2010) dinihari WIB. The Three Lions sempat unggul lebih dulu lewat gol Steven Gerrard di menit ketiga.

Namun AS menyamakan kedudukan setelah kiper Green melakukan blunder. Bola hasil tendangan Clint Dempsey tak sempurna ditangkapnya dan bola terlepas lalu bergulir pelan ke gawangnya. Kesalahan ini sontak bikin kiper West Ham United itu menjadi sorotan dan celaan.

Meski demikian, Green toh menerima semua itu. Pria berusia 30 tahun ini sadar tidak hanya mengewakan rekan-rekan se-timnya namun juga rakyat Inggris yang mengharapkan timnya bisa berjaya di Piala Dunia.

"Saya berjalan di paruh jeda dan bilang maaf kepada seluruh rekan-rekan saya, aku Green kepada The Sun.

"Dan sekarang saya minta maaf kepada jutaan rakyat di Inggris," pungkas dia.

Akibat cuma berhasil meraup satu poin, Inggris kini berada di urutan dua klasemen Grup C. Wayne Rooney dkk wajib menang di partai selanjutnya melawan Aljazair, Jumat (18/6) jika masih ingin lolos ke babak berikutnya. (a2s/arp)


Tim Cahill Celaka

Rachmadin Ismail - Piala Dunia
Gambar
(REUTERS)
Durban - Sungguh sial Tim Cahill. Bintang Australia itu terancam menyudahi karirnya di Piala Dunia dengan noda hitam akibat kartu merah yang diterimanya sewaktu Socceroos digebuk Jerman 0-4.

Cahill menerima kartu merah usai melakukan tekel terhadap Bastian Schweinsteiger di menit 56. Tanpa "peringatan" kartu kuning, pemain asal klub Everton itu langsung diusir oleh wasit Marco Rodriguez dari Meksiko

Bagi Cahill kartu merah tersebut berarti bencana karena ia tak boleh main di dua pertandingan berikutnya. Jika Australia tersingkir di babak grup, itu berarti tadi malam ia sudah mengucap selamat tinggal pada Afrika Selatan.

Ditarik lebih jauh, dengan usianya saat ini yang sudah 30 tahun, boleh jadi tahun ini adalah Piala Dunia terakhirnya.

"Ini sangat merusak diriku dan karirku," lirih Cahill sambil menahan tangis, seperti dilansir Reuters (14/6/2010).

Cahill pun menyalahkan Schweinsteiger yang sikapnya dinilai terlalu berlebihan saat menerima tekel. Ia juga melontarkan kekesalannya pada yang mengacungkan kartu merah pada dirinya.

"Saya pikir akan menerima kartu kuning, keputusan wasit terlalu keras,” tukasnya. "Schweinsteiger memanfaatkan insiden tersebut. Itulah sebabnya wasit mengeluarkan kartu merah. Saya bisa mengerti, itu keuntungan mereka. Inilah sepakbola," tambahnya.

Meski keluarnya Cahill mempengaruhi kekalahan 'Tim Kangguru', Kapten Lucas Neill enggan menyalahkan rekan setimnya tersebut. Bagi Neill, Jerman memang sedang bermain baik.

"Ya, Tim memang mendapat kartu merah tapi dia tidak bisa dianggap bertanggung jawab atas kekalahan kami. Itu adalah tanggung jawab bersama," bela sang kapten.

"Sekarang kami tidak punya pilihan lain untuk menang di dua pertandingan ke depan. Saya yakin tidak akan mudah tapi kami harus mencoba," imbuh Neill.
(a2s/arp)

Lippi Yakin Paraguay Minder Bertemu Italia
Capello ingin mengukir sejarah sebagai pelatih yang sukses menjuarai dua kali Piala Dunia.
Senin, 14 Juni 2010, 07:21 WIB
Muhammad Hasits
Pelatih Timnas Italia, Marcello Lippi (AP Photo/Alessandra Tarantino)
VIVAnews - Pelatih Marcello Lippi rupanya mempunyai ambisi besar pada Piala Dunia 2010. Ia mengaku ingin mengukir sejarah sebagai pelatih yang sukses menjuarai dua kali Piala Dunia.

Setelah sukses membawa Italia juara Piala Dunia 2006, kini tantangan kembali menghadang Lippi saat kembali membesut Gli Azzurri di Piala Dunia 2010.

Sebagai ujian awal, Italia akan menghadapi Paraguay dalam laga perdana di Grup F. Kedua tim akan bertemu di Stadion Cape Town dini hari nanti.

Tentu saja bukan pekerjaan mudah bagi Lippi untuk memenangkan pertandingan. Sebab, di bawah tekanan publik dan sebagian sikap skeptimisme yang dialamatkan oleh Italia akan menjadi pekerjaan rumah yang harus dibereskan sebelum laga.

"Semua orang berbicara bahwa Brasil dan Spanyol adalah favorit juara, saya tidak setuju dengan pendapat itu," kata Lippi.

"Saya rasa Argentina, Inggris, Belanda, Jerman, Italia dan Prancis juga bisa menjadi juara. Mereka datang ke Piala Dunia tidak hanya untuk berpartisipasi, tapi juga untuk menang," jelas Lippi.

Karena itu, laga perdana akan dijadikan Lippi sebagai pembuktian timnya yang berlabel sebagai tim juara bertahan.

"Tidak ada keraguan dalam hati saya, tim ini sudah siap untuk memainkan permainan dengan baik," tegasnya.

Menurut Lippi, pemainnya datang ke Afrika Selatan dengan antusias untuk mempertahankan gelar Piala Dunia. Walaupun, gelandang Andrea Pirlo masih diragukan tampil, hal itu tidak akan mengganggu lini tengah tim.

Selain itu, Lippi tidak ingin mengingat kembali saat timnya menjalani laga uji coba dengan hasil yang kurang memuaskan. Imbang lawan Swiss dan kalah dari Meksiko menurutnya adalah hal yang biasa saja.

"Semua tim yang bermain melawan Italia sedikit takut dan minder serta hormat. Saya rasa tidak akan berbeda di Piala Dunia kali ini," ujarnya dengan optimis.




Pelatih: Kelakuan Pemain Kamerun Salah!
Le Guen mengakui penempatan Eto'o di sayap kanan tidak efektif.
Selasa, 15 Juni 2010, 12:35 WIB
Ita Lismawati F. Malau
Pelatih Timnas Kamerun, Paul Le Guen (AP Photo)
VIVAnews - Pelatih Kamerun, Paul Le Guen, kesal dengan kekalahan tim asuhannya melawan Jepang, Senin malam. Namun, dia lebih 'kebakaran jenggot' pada pola permainan pemain asuhannya.

Jepang menekuk Kamerun 1-0 dalam laga Piala Dunia 2010 Grup E di Afrika Selatan, Senin 14 Juni 2010. Gol tercipta dari kaki Keisuke Honda.

Le Guen menyalahkan kekalahan ini pada kelakuan anak buahnya. "Saya kesal karena kami kalah. Tapi, kelakukan pemain kami pun salah," kata Le Guen, seperti dikutip dari laman BBC, 14 Juni 2010. Dia menilai pemain Kamerun bermain gugup dan dan keras, terutama di babak pertama.

Kamerun, tambah Le Guen tidak menunjukkan permaian bahwa Kamerun memang pantas berada di pentas Piala Dunia.

Kamerun merupakan negara yang memiliki ranking tertinggi di Benua Afrika. Permainan tim negara ini dianggap mengecewakan meski didukung bintang Inter Milan, Samuel Eto'o.

Le Guen mengakui penempatan Eto'o di sayap kanan tidak efektif. "Saya yang memilihkan posisi itu untuk dia dan saya bertanggung jawab untuk itu," kata dia. "Saya hanya ingin melakukan yang terbaik, tapi tidak bekerja."

Kamerun diharapkan mampu mengalahkan Jepang, tim yang tidak pernah menang dalam lima pertandingan pemanasan.


Sabtu nanti, Kamerun akan menghadapi Denmark yang sebelumnya juga kalah dari Belanda, 2-0. "Kami akan mencoba memperbaiki kesalahan dan bermain sebaik-baiknya," kata Le Guen.

Gol Bunuh Diri, Poulsen Dibela Pelatih
"Saya harus mengakui bahwa saya salah dan saya akan maju terus."
Selasa, 15 Juni 2010, 11:44 WIB
Ita Lismawati F. Malau
Gol bunuh diri Denmark. (AP Photo/Ivan Sekretarev)
VIVAnews - Denmark harus menelan pil pahit karena kalah dari Belanda dalam laga Piala Dunia 2010, Senin kemarin. Lebih pahit lagi, salah satu gol yang membobol gawang negara ini disarangkan pemainnya sendiri, Simon Poulsen.

Poulsen berniat menghalau bola dengan menyudul. Namun, bola malah masuk gawang sendiri. Pelatih Denmark Morten Olsen tak mau menyalahkan Simon terkait kekalahan Denmark 2-0 dari Belanda.
"Simon Poulsen adalah pemain terbaik kami. Ini bisa terjadi pada semua pemain. Tapi, pemain ingin hal ini terjadi di saat latihan, bukan di pertandingan," kata Olsen, seperti dilansir dari laman BBC, 14 Juni 2010.

"Setelah pertandingan itu, saya katakan pada dia untuk melihat ke depan dan tidak terjebak di masa lalu."

Poulsen memang berperan menyelamatkan gawang dari serbuan bola dari tembakan Robin van Persie. "Saya hanya berpikir, ini tidak mungkin terjadi."

Dalam kegalauannya, Poulsen berpikir untuk menangis atau dipulangkan ke tanah air. Namun, dia menilai ini bukan jalan keluarnya. "Saya harus mengakui bahwa saya salah dan saya akan maju terus."

Olsen yang sudah 10 tahun melatih tim nasional Denmark mengakui permainan Belanda. Namun, menurutnya, Belanda masih harus kerja keras untuk membawa pulang Piala Dunia. (mt)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger