Jam Massa

11 September 2009

Menenangkan Jiwa

Menghibur dan Menenangkan Jiwa Al-Jauzi mengatakan bahwa manusia itu menempuh beban yang berat. Yang paling berat adalah menaklukan hawa nafsu, bersabar untuk tidak melakukan apa yang disenangi dan bisa mengatasi apa yang dibenci. Oleh karena itu, cara yang benar untuk menjadikan diri kita bersabar menghadapi semua itu ialah dengan cara menghibur diri dan menenangkan jiwa. Di antara hal yang bisa menghibur diri dan menenangkan jiwa adalah berprasangka baik, utamanya adalah berprasangka baik kepada Allah SWT yang kemudian lahir dari sifat itu berprasangka baik terhadap isteri, berprasangka baik kepada saudara, dan berprasangka baik kepada lainnya. Allah SWT berfirman, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ” (QS 2:216). Syaikh Hasan Al-Bana sering mengulang-ulang kata hikmah, ”Carilah udzur hingga tujuh puluh udzur untuk saudara Anda. Jika Anda tidak menemukan udzur, katakan, ‘Barangkali ia mempunyai udzur yang tidak aku ketahui’. Prasangka baik juga bisa ditujukan kepada sesuatu. Kita memiliki prasangka bahwa sesuatu itu milik kita, padahal sesuatu itu sebenarnya bukan milik kita, tetapi milik Allah SWT. Tidak jarang, problema terjadi karena kita memiliki persepsi yang salah bahwa apa yang kita cintai adalah milik kita. Misalkan kita mengalami kecopetan atau kecurian handphone. Siapapun yang mencintai handphone itu —karena berharga mahal dan berfitur canggih—pasti akan merasa sangat kehilangan. Namun jika kita menyadari bahwa handphone itu sebenarnya bukan milik kita, tentu kita akan berintrospeksi kenapa Allah SWT mengambil handphone itu. Bisa jadi, hal tersebut sebagai isyarat bahwa kita lalai menunaikan kewajiban zakat atau uang yang kita pakai untuk belanja handphone itu berasal dari sumber yang tidak halal. Allah SWT pasti menghendaki kebaikan atas musibah yang terjadi. Boleh jadi, kita akan terus terlena dalam kesesatan jika tidak diingatkan dengan hal-hal yang luar biasa bagi kita.Prasangka baik adalah kiat yang fundamental kesuksesan kerjasama dalam semua lapisan. Kita memang perlu menenangkan jiwa yang bermanfaat untuk mengokohkan jiwa itu sendiri. Sebagaimana kita beristirahat sejenak yang bermanfaat untuk produktivitas kerja yang lebih baik

0 komentar:

Posting Komentar

AyO SaUdaRaKu BeRgAbuNGlAh!!!

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger